Perjalanan Forum Dakwah Perbatasan Menyelamatkan Akidah Umat

Di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang modern, kegiatan dakwah Islam di daerah terpencil menjadi sebuah narasi yang memikat hati. Daerah terpencil sering kali menjadi lanskap yang terpinggirkan, jauh dari pusat peradaban, dan tanpa disadari ada akidah yang pelan-pelan terkikis. 

Daerah terpencil, sering kali dikenal dengan sebutan pedalaman, adalah tempat-tempat yang jauh dari pusat kota besar dan infrastruktur modern. Daerah ini cenderung memiliki akses terbatas terhadap pendidikan, perawatan medis, maupun pada sarana ibadah. Pengalaman-pengalaman seperti itulah yang ditemui tim FDP di lapangan selama berdakwah ke daerah perbatasan Aceh-Sumut di Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Singkil. Tiga daerah yang menjadi fokus utama FDP karena daerah ini rawan pendangkalan akidah, serta di Kabupaten Karo dan Dairi di Sumut. 

Namun, yang lebih mengiris hati tatkala menemui ada saudara-saudara seiman yang terpaksa berpindah keyakinan karena berbagai situasi. Ada yang meski mengakui Islam, tetapi sama sekali buta terhadap Islam, malah lebih "akrab" dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan umat agama lain. Berdakwah di daerah terpencil tidaklah mudah. Para dai sering menghadapi tantangan, seperti akses dan sarana komunikasi yang terbatas. Mereka juga harus menghadapi perbedaan budaya dan bahasa, yang memerlukan waktu untuk memahaminya. Meskipun begitu, dedikasi dan semangat mereka tidak pernah luntur.